Cikarang Bekasi – Tumpukan sampah menggunung dan bau menyengat kini menjadi pemandangan sehari-hari di Pasar Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ironisnya, meski para pedagang rutin membayar iuran kebersihan, kondisi lingkungan justru semakin memprihatinkan.
Sudah berhari-hari sampah dibiarkan mengendap di satu titik pasar. Lalat beterbangan, bau busuk menyelimuti, namun petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi maupun UPTD Pasar seolah menutup mata.
“Kutipan iuran mah tiap hari ditagih, tapi sampah numpuk terus di situ-situ aja. Udah kayak dekorasi pasar, tapi baunya nyiksa,” ungkap salah satu warga yang enggan disebutkan namanya kepada iNews, Kamis (4/7/2025).
Akpersi Jabar Geram: “Ini Pemalakan, Bukan Pelayanan!”
Kemarahan publik semakin meluas. Ketua DPD Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (Akpersi) Jawa Barat, Ahmad Syarifudin, C.BJ., C.EJ., angkat bicara keras. Ia menyebut apa yang terjadi di Pasar Cikarang adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat kecil.
“Kalau petugas cuma rajin nagih iuran tapi abai angkut sampah, itu namanya bukan pelayanan, tapi pemalakan!” tegasnya.
Ahmad juga menyoroti kontrasnya semangat Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang gencar membersihkan wilayah kumuh, dengan kinerja DLH Bekasi dan UPTD yang dinilai justru mempermalukan program tersebut.
“Gubernur kerja keras sapu wilayah, eh bawahannya tidur nyenyak di atas sampah. Ini sabotase terhadap gerakan bersih-bersih Jawa Barat,” ucapnya geram.
Akpersi Ancam Tempuh Jalur Hukum
Tak ingin persoalan ini sekadar menjadi berita, Akpersi Jabar memastikan akan menyelidiki pengelolaan dana iuran kebersihan di Pasar Cikarang. Ahmad menegaskan, jika ada indikasi penyalahgunaan, pihaknya siap melaporkan ke jalur hukum.
“Kami akan bergerak. Ini uang rakyat, jangan dipermainkan. DPRD Bekasi harus segera turun tangan,” tegasnya.
DLH dan UPTD Bungkam, Sampah Tetap Membusuk
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari DLH Kabupaten Bekasi maupun UPTD Pasar Cikarang. Sementara itu, tumpukan sampah tetap jadi “penjaga gerbang” pasar menjadi simbol diamnya birokrasi dan matinya kepedulian terhadap lingkungan.