Penuh Haru, Nenek Tami (102) Tak Kuasa Menahan Tangis Saat Rumah Reotnya Dibangun Baznas

  • Bagikan

Bekasi Pebayuran- Usia senja tak menghalangi harapan. Itulah yang dirasakan oleh Nenek Tami (102), warga Kampung Kedung Lotong RT 03/08, Dusun 2, Desa Bantarjaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Tangis haru pecah di wajahnya yang keriput, Selasa (8/7/2025), saat menyaksikan rumah reot tempat tinggalnya selama puluhan tahun kini berdiri kokoh berkat uluran tangan para dermawan.

Rumah yang dahulu hampir roboh itu kini telah dibangun ulang oleh Baznas Kabupaten Bekasi, setelah adanya usulan langsung dari Camat Pebayuran Hasim Adnan Adha, S.Stp., M.Si. Usulan tersebut disampaikan seusai kunjungan Camat Hasim bersama Babinsa Koramil 11/Pebayuran ke rumah Nenek Tami pekan lalu. Keduanya terenyuh menyaksikan kondisi rumah yang sangat memprihatinkan—atap bocor, dinding dari bilik bambu yang lapuk, dan lantai tanah yang dingin.

PASANG IKLAN

“Saya tidak menyangka… di usia saya yang sudah setua ini, masih ada yang peduli,” ujar Nenek Tami dengan suara parau sembari menyeka air matanya. “Saya hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.”

Saat di konfirmasi Camat Pebayuran, Hasim Adnan Adha, S,stp msi, mengatakan bahwa bantuan ini merupakan bentuk nyata kepedulian pemerintah terhadap warga yang kurang mampu, Ia juga mengapresiasi kerja cepat Baznas dan peran aktif Babinsa yang turut mendampingi pendataan dan pelaksanaan pembangunan.

“Saat kami datang pekan lalu, kondisi rumah Ibu Tami sangat memprihatinkan. Maka kami langsung ajukan kepada Baznas. Alhamdulillah hari ini bisa terwujud,” ujar Hasim.

Babinsa Koramil 11/Pebayuran yang ikut dalam kunjungan tersebut juga menyampaikan harapan agar rumah baru ini dapat memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi Nenek Tami.” Tutur Peltu Dadang

Sementara itu, pihak Baznas Randi Prasetya,
menyampaikan bahwa pembangunan rumah layak huni ini merupakan bagian dari program kemanusiaan untuk mengangkat derajat kaum dhuafa melalui dana zakat, infaq, dan sedekah masyarakat Kabupaten Bekasi.

Kini, rumah sederhana namun kokoh berdinding bata dan beratap genteng telah menggantikan gubuk reyot yang nyaris roboh, Di depan rumah barunya, Nenek Tami tersenyum bahagia sambil memeluk selimut pemberian relawan.

“Saya tidak punya apa-apa untuk membalas… hanya doa dari seorang nenek tua,” ucapnya lirih.

Kisah Nenek Tami menjadi pengingat bahwa harapan tak pernah usang, selama masih ada kepedulian dan gotong-royong di tengah masyarakat.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *